Studio Ghibli Menutup Divisi Animasinya

Kamis, 14 Agustus 2014

Dibilang mengagetkan sebenarnya tidak juga, karena rumor tentang ini sudah berhembus beberapa bulan terakhir. Tapi saat Studio Ghibli secara resmi mengumumkan menutup divisi animasi mereka, mau tidak mau rasa sedih dan haru pun menyergap.

Yep, akhirnya Studio Ghibli, Inc. (株式会社スタジオジブリ Kabushiki-gaisha Sutajio Jiburi), melalui berita yang disampaikan oleh General Manager-nya, Toshio Suzuki, memutuskan untuk tidak memproduksi film animasi lagi. Studio yang berbasis di  Koganei, Tokyo, Jepang ini berdiri di tahun 1985 setelah sukses film karya maestro Hayao Miyazaki, Nausicaä of the Valley of the Wind, dengan Laputa: Castle in the Sky sebagai film pertama yang diproduksi. Selanjutnya tinggal sejarah. Ghibli membuktikan jika mereka merupakan nama paten untuk film-film animasi yang berkelas. Dunia Ghibli adalah dunia magis, penuh warna, humanis dan menyentuh.

Namun Miyazaki sudah memutuskan untuk pensiun setelah film terakhirnya, The Wind Rises (2013), dan Ghibli tidak memiliki pengganti yang cukup kuat untuk menggantikannya, sehingga tidak heran jika keputusan penutupan ini diambil.

Dua film terakhir Ghibli, When Marnie Was There dan The Tale of Princess Kaguya tidak mendapat prestasi yang menggembirakan dari segi Box-Office, meski tidak bisa dibilang gagal juga. Tapi dengan biaya produksi film animasi yang tinggi, memang akan sulit untuk studio untuk tetap bisa berproduksi jika tidak diimbangi oleh pemasukan yang memadai.


Selama ini kesuksesan Ghibli adalah karena hadirnya film-film Miyazaki yang sangat berkesan, seperti Castle in the Sky, My Neighbour Totoro, Kiki's Delivery Service, Porco Rosso, Princess Mononoke, Spirited Away, Howl's Moving Castle, Ponyo dan tentunya The Wind Rises. Bahkan Spirited Away mempersembahkan sebuah Oscar untuk Ghibli sebagai Film Animasi Terbaik.

Tapi Ghibli tidak hanya memiliki Miyazaki. Ia juga mempersembahkan banyak film-film bagus karya Isao Takahata, seperti Graves of the Fireflies, Only Yesterday, Pom Poko, dan My Neighbors The Yamadas. Sayangnya film terbaru Takahata setelah absen selama 14 tahun, The Tale of Princess Kaguya tidak mendapat penghasilan yang memadai. Dengan bujet sekitar ¥5 miliar, film hanya sanggup mengumpulkan sekitar  ¥2.5 miliar saja.

Beberapa generasi baru, termasuk putra kandung Miyazaki, Goro Miyazaki, ternyata tidak mampu memberikan film-film yang berkesan atau cukup sukses di pasaran, sehingga proses regenerasi di Ghibli bisa dikatakan mandeg. Dengan adanya kondisi ini tidak mengherankan jika Ghibli kemudian memutuskan untuk tidak lagi memproduksi film animasi.

Tapi menurut Suzuki, bukan berarti Ghibli tutup secara keseluruhan, karena divisi yang menangani musik video, advertorial dan sebagainya masih akan tetap berjalan seperti biasa. Menurut Suzuki saat ini divisi animasi akan melakukan restrukturisasi dan merencanakan apa yang akan dilakukan ke depannya.

0 komentar:

 
Diberdayakan oleh Blogger.

postingan

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

------author------

yang ngikut

translite bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

© 2010 my.mus movie blogger Design by my.mus Artcybers
In Collaboration with moesleamSlimstationslee mind coll