Review : TRANSFORMERS: AGE OF EXTINCTION

Kamis, 03 Juli 2014
Rilis juga akhirnya franchise ke empat dari film Transformers, masih menawarkan formula yang sama dari seri sebelumnya. Film dibuka dengan scene yang menakjubkan dengan datangnya segeromboran robot alien berbentuk dinosaurus yang menghancurkan perdapan pada zaman purbakala. Selanjutnya cerita berjalan 4 tahun setelah pertarungan Autobots dan Decepticons yang menghasilkan kekacauan berskala masif di Chicago. Setelah pertempuran besar itu bumi tidak lagi menjadi tempat yang ramah untuk ditinggali para robot alien, termasuk pasukan Autobot yang mulai diburu oleh pemerintah Amerika Serikat dibantu pasukan Lockdown yang menjadi Villian pada seri ini. belakangan diketahui bahwa Optimus Prime, sang pimpinan Autobots berada bersama ilmuwan gagal, Cade Yeager (Mark Wahlberg), beserta putri semata wayangnya, Tessa (Nicola Peltz) di pedalaman Texas. Berharap awalnya keberadaan Optimus Prime mampu menyelamatkan keluarganya dari badai finansial yang tengah menerpa, Cade malah justru ikut terseret ke dalam kubangan konflik yang menjadi ajang pertempuran bagi pemerintah Amerika Serikat dengan Autobots.
film ini mengedepankan ledakan dan tembakan dimana-mana. Sehingga merupakan satu ide buruk menyaksikan film ini di bioskop sambil duduk di kursi terdepan, kamu hampir tidak bisa melihat apapun. Porsi Transformers sendiri mungkin lebih banyak dibandingkan seri-seri sebelumnya, sementara Drama yang dimainkan oleh para pemeran manusia agaknya kurang mempunyai plot dan karakter yang kurang menarik. Banyak karakter yang kurang digali, sehingga terasa seperti sekedar pelengkap film robot ini saja, malah cenderung agak dipaksakan,  untungnya Mark Wahlberg bermain sangat apik disini. Teknis menjadi jualan utama dalam seri ini, Memeroleh gelontoran dana mencapai $210 juta, memungkinkan bagi Michael Bay untuk melampaui pencapaian yang telah ditorehkannya di jilid sebelumnya dan menyulap film sebagai surga bagi para pemuja efek khusus. Segala kehebohan (dan keberisikan) yang muncul menyeruak pada Dark of the Moon diangkatnya lebih tinggi dengan harapan memunculkan ‘wow factor’ dan rahang yang berjatuhan, termasuk mengobrak-abrik Hong Kong yang dijadikan panggung pertempuran puncak para robot alien lengkap beserta ledakan-ledakan khas Bay dan mempersilahkan spesies baru, Dinobots, memperkenalkan diri dalam porsi tampil yang terbilang singkat. Meski hambar film ini cukup menghibur.

0 komentar:

 
Diberdayakan oleh Blogger.

postingan

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

------author------

yang ngikut

translite bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

© 2010 my.mus movie blogger Design by my.mus Artcybers
In Collaboration with moesleamSlimstationslee mind coll