![]() |
Eros Djarot |
Sola Aoi, bintang film porno asal Jepang yang main film horor berbau seks yang berjudul Suster Keramas 2 di Indonesia ditanggapi sinis oleh Eros Jarot, salah satu praktisi film Indonesia.
Eros yang juga dikenal sebagai sutradara dan budayawan ini menilai, pembuatan beberapa film Indonesia tidak dibarengi dengan pesan kebudayaan. Bahkan, saat ini perfilman Indonesia cenderung mengedepan profit tanpa memikirkan imbas.
"Filem Indonesia tidak bisa sejalan dengan politik kebudayaan. Perkembangan film Indonesia memang bagus tapi isinya kosong," katanya usai membuka Pasar Seni Lukis 2011 di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jum'at (6/5/2011).
Eros pun menanggapi sinis terkait rumor yang bekembang sebuah produsen Film yang nekad mendatangkan bintang porno Jepang, Sola Aoi.
Eros yang juga dikenal sebagai sutradara dan budayawan ini menilai, pembuatan beberapa film Indonesia tidak dibarengi dengan pesan kebudayaan. Bahkan, saat ini perfilman Indonesia cenderung mengedepan profit tanpa memikirkan imbas.
"Filem Indonesia tidak bisa sejalan dengan politik kebudayaan. Perkembangan film Indonesia memang bagus tapi isinya kosong," katanya usai membuka Pasar Seni Lukis 2011 di Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jum'at (6/5/2011).
Eros pun menanggapi sinis terkait rumor yang bekembang sebuah produsen Film yang nekad mendatangkan bintang porno Jepang, Sola Aoi.
"Ya nggak apa-apa emang negara sudah gila kok mau gimana lagi silahkan saja mendatangkan bintang porno. Siapa saja yang datang silahkan-silahkan saja orang sudah begini," cetus Eros.
Menurutnya, di negara ini politik kebudayaan tidak jelas. Dan lagi, persoalan itu sudah tidak perlu dibicarakan lagi. "Bukannya saya pro dengan mereka (yang mendatangkan bintang porno) tapi sudah tidak penting lagi dibicarakan," tambahnya.
Padahal lanjut Eros, film itu tidak bisa berdiri dan selalu bergandengan dengan lingkungan, Ekonomi, Hukum, sosial budaya suatu bangsa.
Sementara terkait Imbas yang ditimbulkan dari film terhadap dampak moral bangsa, Eros mengaku saat ini sudah telat. Seharusnya, langkah itu dilakukan 10 tahun yang lalu.
"Kalau ngomong soal itu sudah telat, sekarang khan sudah bisa dilihat bagaimana kebudayaan bangsa ini," tukasnya.
Menurutnya, di negara ini politik kebudayaan tidak jelas. Dan lagi, persoalan itu sudah tidak perlu dibicarakan lagi. "Bukannya saya pro dengan mereka (yang mendatangkan bintang porno) tapi sudah tidak penting lagi dibicarakan," tambahnya.
Padahal lanjut Eros, film itu tidak bisa berdiri dan selalu bergandengan dengan lingkungan, Ekonomi, Hukum, sosial budaya suatu bangsa.
Sementara terkait Imbas yang ditimbulkan dari film terhadap dampak moral bangsa, Eros mengaku saat ini sudah telat. Seharusnya, langkah itu dilakukan 10 tahun yang lalu.
"Kalau ngomong soal itu sudah telat, sekarang khan sudah bisa dilihat bagaimana kebudayaan bangsa ini," tukasnya.
0 komentar:
Posting Komentar