setelah MUI, giliran FPI yang protes LSF

Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) keluar dari Lembaga Sensor Film (LSF), kini organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) mengecam tumpulnya gunting sensor lembaga itu.
Aksi unjuk rasa FPI di Gedung Film, karena LSF dinilai ceroboh meloloskan dua film, ‘?’ (tanda tanya) dan 13 Cara Memanggil Setan hingga bisa tayang ke bioskop-bioskop tanah air. FPI pun bertemu dengan LSF untuk menyampaikan protes terhadap penayangan film tersebut.
“Mereka menanggapi kalau mulai bulan depan akan lebih memperbaiki diri, tak akan membolehkan film yang berbau porno. Kalau hantu, ya hantu saja,” ujar Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Salim Selon, di Gedung Film, Pancoran, Jakarta, Jumat (15/4/2011).

FPI dengan tegas menyatakan LSF telah lalai dan dinilai tidak bisa menyensor film yang merusak akidah dan moral umat. “Kalau LSF tidak bisa lagi menyensor film yang merusak akidah dan moral umat, ya bubarkan saja LSF,” tegas Habib Selon.
Dia mengatakan, tidak hanya film ‘?’ dan 13 Cara Memanggil Setan saja, tapi semua film-film yang berakibat pada rusaknya moral anak bangsa akan dikecam oleh FPI. Sebelumnya, FPI pun telah lantang meneriakkan larangan ‘mengimpor bintang porno’ ke Indonesia.
“Kami juga menegaskan mengecam semua film-film yang merusak moral anak bangsa dengan adegan seks yang vulgar,” ketusnya.
Menindaklanjuti dua film yang baru saja tayang selama sepekan ini, FPI mengancam akan melakukan sweeping ke bioskop-bioskop. Hal itu akan dilakukan jika dalam tempo satu bulan ini, tidak ada upaya untuk menurunkan film tersebut.
“Ya pokoknya kami akan melakukan sweeping terhadap film ‘?’ dan 13 Cara Memanggil Setan kalau pemerintah dalam satu bulan ini tidak bisa menurunkan film tersebut,” tandasnya.