ttg Film Indie

Kamis, 27 Mei 2010
Kreator Film Indie Perlu Membebaskan Ide!

klik untuk memperbesarBANDUNG, itb.ac.id – Guna menghilangkan patokan-patokan ideal dalam penciptaan film, kreator film indie perlu membebaskan ide. Keluar dari batasan-batasan perfilman yang umum. Demikian pernyataan Pengamat Film Indie dan Industri Kreatif Gustav Hariman Iskandar dalam diskusi film pendek bertajuk “one minute video” pada Kamis (31/01) bertempat di Ruang 9009, Bioskop Kampus ITB

Menurut Gustav, karakteristik film pendek berbeda dengan film pada umumnya. Film pendek tidak menonjolkan makna tertentu. “Film pendek justru lebih dinamis pada orisinalitas ide, teknik produksi dan tampilan visual. Kunci penciptaan film pendek: bebaskan ide!”, ujarnya.

Menurut Gustav, Film pendek menampilkan persepsi subjektif sang kreator terhadap dunia. Ada yang paradoksial, absurd, politis, bahkan mengandung unsur mistis. Subjektivitas dalam melihat realitas hidup dan keterbatasan durasi waktu, menyebabkan film pendek tidak berusaha menampilkan pesan maupun genre tertentu. Film pendek menawarkan perspektif yang sepele, tanpa arti, serba berlawanan dengan tema-tema film arus utama yang besar dan monumental. Gustav berpendapat, tema-tema 'grandeur' justru sering mengalami 'lack of intimacy'. “Orang awam mungkin tidak menangkap ide cerita karena film pendek keluar dari koridor. Loncat dari streotip film-film mapan”, ungkapnya.

Dalam subjektivitas film pendek, meskipun terdapat persamaan satu dengan yang lain, adanya perbedaan-perbedaan sudut pandang, muncul lebih menonjol. Akan tetapi, perbedaan sudut pandang harus dianggap sebagai sesuatu yang khas. Perbedaan ini layak mendapatkan apresiasi. Gustav menambahkan, keunikan video durasi pendek adalah sisi ekspresi biasanya tidak diungkapkan dengan dialog melainkan dari segi visual atau teknik produksi.

Diskusi “one minute video” merupakan rangkaian acara Ganesha Film Festival yang terselenggara atas kerjasama antara Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB dengan COMMON ROOM Foundation. Diskusi ini juga dilengkapi dengan sesi screening beberapa film pendek, diantaranya The Thread, Paradise, The Feminist, The Forest dan Panorama.

Ganesha Film Festival ditujukan sebagai sarana berkumpul bagi para kreator dan pecinta film indie untuk saling ujuk gigi, saling bersosialisasi, dikenali dan berapresiasi. Festival yang berlangsung hingga 1 Februari ini merupakan bentuk kepedulian LFM ITB terhadap komunitas-komunitas film independen.

0 komentar:

 
Diberdayakan oleh Blogger.

postingan

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

------author------

yang ngikut

translite bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

© 2010 my.mus movie blogger Design by my.mus Artcybers
In Collaboration with moesleamSlimstationslee mind coll